Petani Kelapa Di Lampung Timur Belum Pernah Ada Pembinaan Dari Pemerintah

0
32

Lampung Timur [MP]- Petani kelapa di Lampung Timur berharap pemerintah bisa memberikan regulasi terkait pupuk subsidi. Dimana selama ini petani kelapa hanya mengandalkan pupuk organik sebagai penyubur tanaman dan pendongkrak produksi nira.

Seperti yang dikatakan salah seorang petani kelapa asal Kecamatan Sekampung Udik, Sutiman pupuk menjadi bahan pokok pendongkrak hasil produksi buah kelapa, namun untuk membeli pupuk non organik harga tidak tidak memungkinkan.

“Selama ini kawan kawan petani kelapa selalu menggunakan pupuk organik, kalau pupuk non organik cukup mahal dan tidak sesuai kecuali ada subsidi dari pemerintah”kata Sulaiman, Sabtu (21/9/2024).

Bukan persoalan pupuk, pendampingan dari pemerintah terkait persoalan hama juga tidak pernah dilakukan, justru dari pihak swasta yang menjadi pendamping petani kelapa Lampung Timur.

Pendampingan yang di lakukan dari pihak swasta dari persoalan penanggulangan hama, hingga pembinaan swadaya masyarakat, dengan tujuan agar petani kelapa memiliki ketrampilan selain hanya terfokus pada produksi gula merah.

“Justru dari Widya Erti Indonesia sebuah NGO yang mendampingi kami selama setahun ini, dengan program sekolah lapang penangan hama hingga pemberdayaan sumberdaya manusia”kata Sutiman.

Petani kelapa tersebut mengaku, semenjak ada pendampingan dari WEI dalam setahun terakhir hasil produksi nira bisa naik 100 persen, jika sebelumnya satu pohon bisa mendapatkan 1 liter nira saat ini bisa mencapai 2 liter.

“Pendongkrak naiknya nira yakni persoalan pupuk dan pembasmian hama, dan kami ratusan petani kelapa sudah mendapat ilmu cara pembasmi hama dan pembuatan pupuk”kata Sutiman.


Program manager WEI Billy Hasby mengatakan, Program yang di lakukan oleh WEI merupakan peningkatan kesejahteraan petani yang berkelanjutan, untuk
membuka ruang ekonomi alternatif yang potensial bagi masyarakat lokal, WEI mendorong
penguatan kelembagaan, peningkatan peran perempuan, dan pengembangan produk lokal.

“Kami telah melihat perubahan nyata dalam praktik pertanian petani kelapa nira setelah
terlibat dalam program sekolah lapang”kata Billy.

Terdapat sekitar 460 petani yang lulus sekolah lapangan petani
kelapa nira masuk dan layak sebagai rantai pemasok pangan berkelanjutan, Dengan Good
Agricultural Practices yang diterapkan secara konsisten, produksi kelapa nira tidak hanya
meningkat, tetapi juga berkualitas dan lebih ramah lingkungan.

Kegiatan Hari Temu Tani yang telah dilakukan di Lampung Timur menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antar
pemangku kepentingan. Para peserta termasuk perwakilan pemerintah daerah, perusahaan,
komunitas petani, serta agen rantai pasok kelapa nira.

WEI juga merespons masalah hama kumbang tanduk (Oryctes Rhinoceros)
yang mengancam tanaman kelapa nira melalui inisiatif Pemburu Wawung, sebuah kegiatan
preventif dan kuratif untuk pengendalian hama terpadu. Inisiatif ini berhasil membantu
petani mengurangi >15% dampak serangan hama yang sebelumnya cukup meresahkan.


Sekertaris Daerah Kabupaten Lampung Timur Moch Yusuf saat dimintai wawancara terkait petani kelapa di Lampung Timur hanya mengatakan dirinya sangat mendukung kegiatan yang dilakukan WEI dan petani kelapa Lampung Timur karena mendongkrak perkembangan SDM petani kelapa.

Sekda Lampung Timur tersebut berjanji akan mempertahankan harga gula merah yang layak yang tidak membuat petani kelapa rugi. Dan Moch Yusuf menegaskan jangan sampai ada keuntungan sepihak dalam kerjasama antara petani kelapa dengan pihak perusahaan.

“Saya sudah berbincang dengan petani kelapa untuk produksi dan kualitas sudah bagus hanya nanti kami akan mengawasi sistem kerjasama agar tidak terjadi keuntungan sepihak”tegas Moch Yusuf.

Menurutnya Lampung Timur merupakan daerah kering yang sangat potensi untuk bercocok tanam kelapa, Diaman kelapa dari buah, batang, daun dan papahnya pun bisa dijadikan sumber penghasilan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini