Siswa SAI Peduli Alam, Mendapat Pelajaran Tentang Hutan Dan Satwa Di Lampung Timur

Redaksi
5 Min Read

Lampung Timur [MP]- Puluhan siswa Sekolah Alam Indonesia (SAI) Depok, Jawa Barat, selama sembilan hari dari 25 April hingga 4 Mei
turun ke Lampung Timur guna mengenali alam dan budaya Lampung.

Lokasi yang menjadi tujuan siswa tingkat dasar tersebut yaitu, penangkaran badak di Taman Nasional Way Kambas (TNWK), desa penyangga TNWK yakni Desa Labuhanratu Induk dan hutan Gunung BalaK, Register 38.

Para peserta merupakan siswa Sekolah Alam Indonesia (SAI) setingkat kelas 5 Sekolah Dasar (SD), sebanyak 36 siswa dan 16 pendamping mengendarai mobil off-road saat menjelajahi TNWK dan hutan Gunung Balak.

Penyuluh Kehutanan Balai TNWK Rusdianto mengatakan kegiatan study tour yang dilakukan oleh siswa siswi SAI merupakan kegiatan yang cukup bermanfaat, dimana pihak sekolah telah mengenalkan tentang hutan, tentang alam dan soal budaya yang ada di indonesia khususnya budaya lokal di Lampung Timur.

Beberapa edukasi yang berikan dari pihak Balai TNWK terhadap anak anak siswa sekolah alam alam tersebut, pertama tentang konservasi badak. Dihadapan 36 siswa tersebut Rusdianto menjelaskan.

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106 tahun 2018, badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia.

“Karena badak merupakan satwa yang di lindungi, untuk memitigasi dari kepunahan terhadap satwa bercula itu maka Balai TNWK membuat penangkaran badak yang diberi nama Suaka Rhino Sumatera (SRS)”Kata Rusdianto dihadapan siswa SD Sekolah Alam.

Selain edukasi konservasi badak, siswa siswa tersebut mendapat edukasi konservasi ekosistim hutan TNWK. Siswa diajak berkeliling menyusuri sungai dan sepanjang perjalanan dengan menggunakan perahu anak anak bisa melihat sebagain binantang unggas asli hutan TNWK.

“Dengan langsung turun kelokasi ternyata anak anak lebih merespon dan lebih mendapat wawasan luas bila dibanding dengan belajar yang fokus di ruangan”Kata Rusdianto.

Selanjutnya siswa SAI juga mendapat edukasi tentang sejarah adanya gajah. Gajah merupakan bintang yang harus dilindungi dan perlu dilestarikan. Apalagi gajah sudah menjadi icon di wilayah Provinsi Lampung khususnya Lampung Timur.

Edukasi tersebut di sampaikan oleh humas Balai TNWK Sukatmoko, terkait tentang gajah yang ada di hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) sebelumnya gajah liar tersebar di beberapa wilayah di Provinsi Lampung.

Kata Sukatmoko, sebelum gajah gajah liar berada di hutan lindung TNWK gajah liar pernah singgah di beberapa tempat antara lain, tahun 1984, Tata Liman gajah dari Gunung Madu (Lamteng), 1986 pemindahan gajah dari Gunung Betung Lamsel (Pesawaran).

Tahun 1991 pemindahan gajah dari Padang cermin, Lamsel (pesawaran), 1992 Translokasi gajah dari Mesuji (Program kerjasama departemen transmigrasi dengan departemen kehutanan dan perkebunan).

Tahun 1993, translokasi gajah dari Gedung Aji (tambak udang Dipasena, Lampung Tengah),
1993 translokasi gajah dari pabrik gula Bunga Mayang (kotabumi, Lampura).

Tahun 1994 pemindahan gajah dari PT Indo Lampung (tulang bawang), 1997 pemindahan gajah dari Lambar (sekarang way kanan).

“Artinya semua gajah yang ada di hutan TNWK saat ini bukan gajah asli hutan way kambas melainkan gajah dari beberapa daerah tersebut, dan terjadi translokasi”ucap Humas TNWK dihadapan siswa sekolah alam tersebut.

Lanjut Sukatmoko saat memaparkan tentang perilaku gajah. Gajah merupakan binatang berkelompok hingga 20 sampai 30 ekor dan gajah merupakan binatang nokturnal yang aktif pada malam hari.

“Saat ini gajah jinak yang ada di Pusat Latihan Gajah sebanyak 64 ekor, sementara gajah liar yang ada di dalam hutan TNWK sebanyak 180 sampai 200 ekor”terang Sukatmoko.

Setelah melakukan edukasi tentang satwa dan tanaman hutan di TNWK, puluhan boch sekolah dasar tersebut mendatangi hutan Gunung Balak, Register 38, yang dipandu oleh Ketua Kelompok Tani Hutan Wana Wiyata Widiyakaria Wanarahayu, Agus.

Kata Agus, anak anak dari SAI melakukan penanaman pohon di wilayah register 38 dengan tujuan untuk melestarikan hutan register tersebut untuk menjaga kelestarian air Danu Way Jepara.

Dimana ketahanan air di Danau Way Jepara tergantung dengan kondisi hutan lindung Gunung Balak, dan waduk tersebut menjadi pemasok air untuk ribuan hekatre yang mencakup Kecamatan Labuhanratu, Kecamatan Way Jepara dan Kecamatan Matarambaru.

“Kami sangat mengapresiasi dengan kegiatan belajar di lapangan turut serta melestarikan hutan sehingga sejak dini mereka memahami pentingnya alam”kata Agus.

Sementara tanaman yang di tanam di lokasi register 38 yang dilakukan oleh puluhan siswa tersebut antara lain, kelengkeng, alpukat, jambu alas dan sejenisnya.

Share This Article

Berita Terbaru

KK Baru Tak Berlaku untuk SPMB, Wali Murid di Lampung Timur Bingung dan Kecewa

Lampung Timur — Sejumlah wali murid di Kabupaten Lampung Timur mengaku kebingungan…

Santri Bisa Jadi Pemimpin: Pesan Haru Bupati Ela di Hadapan Ratusan Santri Al-Falah Iyah

Lampung Timur – Bupati Lampung Timur, Hj. Ela Siti Nuryamah, bersama Ketua…

LBH Dharma Loka Nusantara Desak Pemprov Lampung Tindak Tegas Lonjakan Kasus Kekerasan Seksual

Lampung, - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Dharma Loka Nusantara menyuarakan keprihatinan mendalam…

Lampung Timur Menuju Pusat Studi dan Investasi Kakao Dunia

Lampung Timur - Sebanyak perwakilan dari 18 negara melakukan kunjungan ke Desa…

Polisi Panggil Tiga Warga Terkait Dugaan Pemalsuan Tanda Tangan Tanah Wakaf Masjid di Lampung Timur

LAMPUNG TIMUR – Tiga warga Desa Sukorahayu, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur,…

Karso Tewas Dianiaya di Lampung Timur, Pelaku Serahkan Diri ke Polisi

Lampung Timur – Duka mendalam menyelimuti keluarga besar almarhum Karso bin Mat…

Berita Populer