- Forkopimda Lampung Timur Kompak Dukung Produksi Jagung Nasional
- Dosen Utama Sespimen Dikreg-65: Brigjen Polisi Susetio Cahyadi Pakar Manajemen Risiko
- Bupati dan Danrem Apresiasi Kolaborasi TMMD: Akselerasi Pembangunan Desa Melinting
- Bupati Ela dan Kajari Ultimatum Penyelesaian Tunggakan PBB dalam Sebulan
- Warga Pasang Spanduk Larangan Truk Berat di Jembatan Sukorahayu, Lampung Timur
Lampung Timur.[MP]. Dugaan pekerjaan proyek pembangunan drainase yang dikerjakan dari titik Nol nya berada di dusun 7 Desa pelindung jaya, yang berbatasan dengan desa nibung Kecamatan gunung pelindung, kabupaten Lampung Timur, menuai sorotan masyarakat. Pasalnya, Pekerjaan proyek tersebut yang masih berjalan itu terindikasi di kerjakan asal jadi.
Dari pantauan media di lapangan proyek yang dibangun pemerintah dinilai proyek siluman, sebab sama sekali tidak terpasang papan nama informasi saat melaksanakan kegiatan pekerjaan.
“Proyek yang dikerjakan tanpa menggunakan papan nama itu indikasinya sebagai trik untuk membohongi masyarakat agar tidak Termonitoring besar anggaran dan sumber anggaran,” sabtu, 23/12/2023.
Yang anehnya seperti pengawas lapangan memonitoring tidak menegur rekanan agar memasang papan informasi proyek saat di mulainya pekerjaan.
Sesuai amanah Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nomor 14 Tahun 2008 dan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan Nomor 70 Tahun 2012, dimana mengatur setiap pekerjaan bangunan fisik yang dibiayai negara wajib memasang papan nama proyek, dimana memuat jenis kegiatan, lokasi proyek, nomor kontrak, waktu pelaksanaan proyek dan nilai kontrak serta jangka waktu atau lama pekerjaan.
Pemasangan papan nama proyek merupakan implementasi asas transparansi, sehingga masyarakat dapat ikut serta dalam proses pengawasan.
Agus selaku kepala tukang, saat dikonfirmasi via telepon mengatakan
“kalau Volume nya 215 meter, itu pekerjaan punya pak buang dari desa Bojong dan pak ismail Fadil kepala desa Bojong, ” ujar agus
Ditempat yang berbeda Buyung tunggono salah satu pekerja saat dikonfirmasi awak media mengatakan “
kalau volume nya 215 meter, Yang merekomendasikan saya kerja disini pak supriyono, kalau kontraktor nya saya gak tau pak, pengawas lapangannya pak supriyono orang Sukadana katanya, kalau upah kerja kami sendiri borongan pak, Rp 110 ribu permeter,” Ujar Buyung
ni sangat di sayangkan sekali kalau semua proses pembangunan daerah di buat asal asalan, uang rakyat hanya untuk memperkaya oknum-oknum tertentu.
Diharapkan kepada pemerintah daerah agar lebih jeli untuk menilai perusahaan pemenang, agar bisa benar benar efektif mengerjakan pekerjaan sesuai Rab yang ada Jangan hanya asal di bangun tapi kualitas nol terkesan membodohi masyarakat.