- KK Baru Tak Berlaku untuk SPMB, Wali Murid di Lampung Timur Bingung dan Kecewa
- Santri Bisa Jadi Pemimpin: Pesan Haru Bupati Ela di Hadapan Ratusan Santri Al-Falah Iyah
- LBH Dharma Loka Nusantara Desak Pemprov Lampung Tindak Tegas Lonjakan Kasus Kekerasan Seksual
- Lampung Timur Menuju Pusat Studi dan Investasi Kakao Dunia
- Polisi Panggil Tiga Warga Terkait Dugaan Pemalsuan Tanda Tangan Tanah Wakaf Masjid di Lampung Timur
Lampung Timur [MP]- Puluhan pelajar sekolah dasar, dari Depok, Jawa Barat, datangi tokoh adat Lampung. Tepatnya di Desa Labuhanratu Induk, Kecamatan Labuhanratu, Lampung Timur, Sabtu (4/5/2024).
Kedatangan anak anak pelajar Sekolah Alam Indonesia (SAI) tersebut merupakan bagian dari sekolah lapang untuk mengetahui budaya yang ada di Indonesia termasuk budaya Lampung, dari benda benda bernilai sejarah hingga kuliner khas Lampung.
Kehadiran 36 siswa yang di dampingi 16 guru disambut hangat oleh Ketua Sanggar Ahmad Hasan Basri SH MH, Gelar Suttan Rajo Dewato. Tidak ketinggalan beberapa tokoh adat setempat juga turut menyambut anak anak kelas 5 sekolah dasar tersebut.
Kehadiran mereka disambut oleh tari segeh penguten,tari canget, Pencak Silat Kuntau Lampung dan Ngarak/Rudat, tentu gerakan tari khas Lampung yang tidak pernah dilihat anak anak SAI membuat takjub bocah belasan tahun tersebut.
Hasan Basri mengatakan, beberapa benda peninggalan leluhur masih tersimpan di Sanggar Seandanan Tuah Bepadan. Antara lain alat musik ( Kulintang), Pengenalan Rumah adat dan sejarah Lampung, Pengenalan Bahasa Lampung , Pengenalan Tulisan ( Had Lampung) dan Pengenalan Senjata Tradisional ( Badik, Laduk,Payan,Sepukal/Punduk,Beladau).
“Ini adalah beberapa senjata khas Lampung, dan alat musik khas Lampung, usianya sudah puluhan tahun dan terus kami jaga agar anak keturunan kami tidak lupa dengan budaya Lampung”Jelas Hasan Basri, dihadapkan puluhan siswa SAI.
Selanjutnya, pelajar pelajar sekolah dasar tersebut juga diberi edukasi tentang kuliner khas Lampung antara lain, Seruwit, Gulai Atag, Gulai Tenahei. – Kueh Lapis Legit, Lapis Engkak, Lapis Bulukujo, Bubay Maghing dan Sekubal.
Bukan hanya cuma melihat melainkan, siswa asal Depok, Jawa Barat tersebut juga bisa menikmati lezatnya makanan khas Lampung, sebab mereka tidak pernah menemui kuliner di daerahnya.
“Kalau seruit yang berbahan baku ikan tawar, maka kami selalu menjaga keasrian sungai yang ada di desa kami, sehingga ketika ingin membuat seruit bisa mengambil di sungai Penet yang ada di Desa Labuhanratu Induk”kata Hasan.
Selanjutnya, untuk melestarikan habitat ikan tawar, pelajar asal Sekolah Alam Indonesia tersebut menaburkan benih ikan tawar berbagai jenis sebanyak 2.000 ekor.