- Forkopimda Lampung Timur Kompak Dukung Produksi Jagung Nasional
- Dosen Utama Sespimen Dikreg-65: Brigjen Polisi Susetio Cahyadi Pakar Manajemen Risiko
- Bupati dan Danrem Apresiasi Kolaborasi TMMD: Akselerasi Pembangunan Desa Melinting
- Bupati Ela dan Kajari Ultimatum Penyelesaian Tunggakan PBB dalam Sebulan
- Warga Pasang Spanduk Larangan Truk Berat di Jembatan Sukorahayu, Lampung Timur
Lampung Timur [MP]– Program makan bergizi gratis yang dijalankan di Kecamatan Braja Selebah, Kabupaten Lampung Timur, menyisakan keprihatinan terkait porsi lauk yang sangat minim. Salah seorang siswa SDN di Desa Braja Gemilang, dengan polosnya, menyebut ikan yang disajikan hanya sebesar jempol kaki orang dewasa.
“Ikan-nya sak jempol,” ujarnya, sambil tertawa menunjukkan betapa terbatasnya porsi lauk yang diterima. Hal ini tentu menjadi catatan penting untuk evaluasi menu yang akan disajikan di masa mendatang.
Meskipun pemerintah pusat menetapkan harga sebesar 10 ribu rupiah per paket makanan, kenyataannya, porsi sayur yang disajikan tak lebih dari tiga sendok, dan lauknya sangat terbatas. Keadaan ini menambah kecemasan terkait kualitas dan kuantitas makanan yang disiapkan untuk para siswa.
Koordinator dapur umum, Widodo, menjelaskan bahwa persiapan makanan dimulai sejak tengah malam persoalan jenis menu dan kadar vitamin di tentukan oleh pihak gizi yang bertugas di dapur umum.
“Kami mulai memasak jam 12 malam dan standby dua jam sebelum makanan dipacking. Semua harus selesai tepat waktu,” kata Widodo. Proses yang panjang dan intensif ini melibatkan 40 pekerja dapur yang dibagi dalam dua shift, masing-masing terdiri dari 20 orang.
Pada peluncuran perdana di Kecamatan Braja Selebah, menu yang disajikan mencakup nasi putih, ayam kecap, tahu goreng, dan sayur-sayuran. Dalam sekali masak, dapur umum menyiapkan 3 kwintal beras dan 2,5 kwintal ayam untuk memenuhi kebutuhan 3.399 siswa.
Widodo mengaku beserta rekan rekannya sejumlah 40 orang yang bertugas memasak, mengepak makanan, mengantar ke sekolahan dalam satu bulan di gaji 2 juta, dalam waktu 8 jam kerja.
“Kalau untuk bulan puasa nanti kami belum tau libur atau tidak, dan kalau libur masih dapat honor atau tidak kami juga belum tau”kata Widodo.