- Forkopimda Lampung Timur Kompak Dukung Produksi Jagung Nasional
- Dosen Utama Sespimen Dikreg-65: Brigjen Polisi Susetio Cahyadi Pakar Manajemen Risiko
- Bupati dan Danrem Apresiasi Kolaborasi TMMD: Akselerasi Pembangunan Desa Melinting
- Bupati Ela dan Kajari Ultimatum Penyelesaian Tunggakan PBB dalam Sebulan
- Warga Pasang Spanduk Larangan Truk Berat di Jembatan Sukorahayu, Lampung Timur
Bogor [MP]– Dalam upaya strategis memperkuat kebijakan kehutanan yang berorientasi pada keberlanjutan, Menteri Kehutanan Republik Indonesia resmi mengangkat Silverius Oscar Unggul sebagai Penasihat Utama.
Silverius, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi (YIARI), dikenal luas atas kiprahnya dalam pelestarian lingkungan dan rehabilitasi alam.
Penunjukan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam merumuskan kebijakan kehutanan yang tidak hanya melindungi ekosistem, tetapi juga mendukung pemberdayaan masyarakat setempat.
Pada tanggal 2 Januari 2025, Silverius, yang akrab disapa Bang Onte, secara resmi diangkat sebagai pejabat berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 14 Tahun 2025.
Bang Onte, sosok yang dikenal luas sebagai tokoh pelestarian lingkungan, telah lama menjadi inspirasi dalam upaya konservasi di Kendari, Sulawesi Tenggara. Pengangkatan ini menjadi tonggak penting bagi peran aktifnya dalam melestarikan ekosistem dan menjaga keberlanjutan sumber daya alam di wilayah tersebut.
Dengan latar belakangnya yang kaya dalam bidang pelestarian lingkungan, Silverius diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kebijakan kehutanan dan keberlanjutan di Indonesia.
Silverius telah lama berada di garis depan pelestarian lingkungan,
membawa visi mendalam untuk melindungi keanekaragaman hayati dan mendukung komunitas
lokal.
Beliau meraih gelar Master di bidang Corporate Social Responsibility dari Universitas
Trisakti. Karirnya dimulai dengan mendirikan Yascita, sebuah organisasi yang fokus pada
pemberantasan pembalakan liar. Selanjutnya, Silverius meluncurkan Radio Swara Alam pada
tahun 1999 untuk memberikan platform bagi suara-suara yang belum terwakili.
Beliau turut mendirikan Perkumpulan Telapak pada tahun 2002. Sejak itu, Silverius telah
memimpin transisi organisasi dari sebuah NGO yang sebelumnya bergantung penuh pada dana
hibah, menjadi lembaga mandiri melalui kewirausahaan sosial.
Dalam kerjasamanya dengan
petani, nelayan, dan masyarakat adat, beliau telah mengembangkan berbagai usaha sosial yang
mendukung keberlanjutan dan kemandirian komunitas. Di tahun yang sama, beliau mendirikan
JAUH, organisasi yang berdedikasi pada sertifikasi Forest Stewardship Council (FSC) untuk
mendorong pengelolaan hutan berkelanjutan. Pada 2003.
Silverius mendirikan Kendari TV,
memberikan kesempatan bagi komunitas lokal untuk menjalankan program-programnya. Tahun
2022, Silverius diangkat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan
di Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia.
Berbagai penghargaan internasional telah diraih Silverius, termasuk menjadi Ashoka Fellow
(2006), menerima Conde Nast Traveler Environment Award (2008), Ernest & Young and
Schwab Foundation Social Entrepreneur Of The Year (2008), Young Global Leaders (YGL)
World Economic Forum (2009), dan Skoll Foundation Awardee of Social Entrepreneurship
(2010).
Mengenai pengangkatannya, Silverius menyatakan, “Saya merasa sangat terhormat menerima
tanggung jawab ini. Ini adalah kesempatan untuk menerapkan praktik keberlanjutan yang telah
saya advokasikan selama ini.
Kita harus melindungi hutan kita, yang tidak hanya penting bagi
ekologi tapi juga bagi masyarakat yang bergantung padanya. Dengan kerja sama antar sektor,
saya yakin kita dapat mencapai pembangunan berkelanjutan dan keadilan lingkungan.”
pungkas Silverius.
Pengangkatan Silverius sebagai Penasihat Utama Menteri Kehutanan menandai babak baru
dalam upaya pelestarian hutan Indonesia. Keterlibatan beliau diharapkan memperkuat kebijakan
kehutanan berkelanjutan, sekaligus mempercepat pelaksanaan inisiatif lingkungan yang inklusif
dan efektif.
Komitmen ini merupakan langkah penting bagi Indonesia dalam memimpin
perubahan global untuk masa depan yang lebih hijau dan lestari.