- Forkopimda Lampung Timur Kompak Dukung Produksi Jagung Nasional
- Dosen Utama Sespimen Dikreg-65: Brigjen Polisi Susetio Cahyadi Pakar Manajemen Risiko
- Bupati dan Danrem Apresiasi Kolaborasi TMMD: Akselerasi Pembangunan Desa Melinting
- Bupati Ela dan Kajari Ultimatum Penyelesaian Tunggakan PBB dalam Sebulan
- Warga Pasang Spanduk Larangan Truk Berat di Jembatan Sukorahayu, Lampung Timur
Bandar Sribawono [MP]– Program makan gizi gratis yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo dalam pemenuhan gizi bagi anak sekolah mendapat tanggapan beragam dari masyarakat. Di Bandar Sribawono, program ini justru menjadi bahan perbincangan dan tertawaan di kalangan wali murid karena dinilai tidak sesuai dengan harapan.
Amansyah, salah satu wali murid, mengungkapkan kekecewaannya terhadap porsi makanan yang diberikan. Menurutnya, paket makanan yang seharusnya bernilai Rp 10.000 hanya terdiri dari satu butir telur, satu buah jeruk, satu bungkus sereal, dan roti dengan total perkiraan harga Rp 6.000.
“Ini memang sudah saya duga makan gizi gratis cuma buat para pengusaha tapi anak anak bantalanny, ini bukan makan gizi tapi jajan gratis,” ujar Amansyah dengan nada kecewa sambil tertawa.
Sementara itu, Heri, pemilik dapur yang bertanggung jawab dalam program ini, menegaskan bahwa menu yang disediakan telah disesuaikan dengan arahan ahli gizi bahkan sudah tertera makanan apa saja perharinya di papan bor samping pekerja.
Ahli gizi Reza juga memberikan tanggapannya terkait isu ini. Menurutnya, yang terpenting dalam program ini bukan hanya nilai nominal Rp 10.000, tetapi terpenuhinya kebutuhan karbohidrat, protein, dan vitamin dalam makanan yang diberikan.
Kontroversi ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan antara masyarakat dan pelaksana program terkait standar makanan bergizi yang seharusnya diberikan kepada anak-anak sekolah. Wali murid berharap ada evaluasi lebih lanjut agar program ini benar-benar dapat memenuhi kebutuhan gizi siswa sesuai dengan harapan awal.